Baca Juga
MyMisteri Leony Li - Kisah ini merupakah kisah nyata saya yang tejadi sekitar tahun 2003 di bantul, Yogyakarta. Pada saat itu saya berkeinginan ke rumah kakak saya yang berjarak sekitar 20 menit naik motor dari rumah saya.
Saat itu sekitar pukul 20:30 malam. Tidak ada firasat apapun yang saya rasakan karena saya seringkali kerumah kakak saya dimalam hari. Tujuan ke rumah kakak saya adalah untuk meminjam uang untuk modal berbisnis kue lebaran.
Setelah saya mendapatkan uang tersebut saya pun langsung pulang menggunakan motor bebek. Wilayah yang saya lewati selama ini aman-aman saja baik dari makhluk halus maupun penjahat kampung.
Wilayah yang menghubungkan dua desa ada persawahan yang cukup luas dan petilasan kuno yang ditutupi rerimbunan pohon beringin. Nah, saat memasuki wilayah petilasan tersebut, tiba-tiba saya melihat ada wanita yang menyetop ingin menumpang.
"Darimana dan mau kemana mbak?" tanya saya. "Dari rumah bude saya mas, kalau boleh saya mau numpang pulang ya?", jawab wanita itu.
Akhirnya tanpa menaruh rasa curiga saya pun memboncengi wanita itu sebab tolong-menolong di desa adalah hal yang lazim dilakukan meski dilakukan kepada orang yang belum kita kenal sekalipun. Dengan menolong orang lain, Insya Allah kita pun akan ditolong manakala mengalami kesulitan nantinya.
Tapi agaknya menolong orang lain tidak mesti selalu menyenangkan, apalagi yang ditolong adalah makhluk halus. Di tengah perjalanan, tiba-tiba wanita tersebut minta turun padahal perjalanan masih jauh.
"Lho kok turun disini? kan masih jauh?", tanya saya. Ia pun menjawab dengan tatapan yang tajam "iya aku mau ambil tanaman dulu untuk mengobati punggungku yang terluka".
Sambil berkata demikian, ia memperlihatkan punggungnya yang ternyata bolong dan terlihat merah. Saya sempat melihat dengan jelas isi dalam punggung wanita tersebut sebab lampu sepeda motor saya dengan jelas menyorot punggungnya.
Saking kaget dan takutnya, saya pun berteriak. "Wah.. setan.. setan..! tolong.. tolong! sampai akhirnya saya pingsan tidak sadarkan diri. Beruntunglah beberapa jam kemudian ada penduduk yang kebetulan lewat dan memberikan pertolongan.
Sampai saat sekarang ini, saya pun tidak pernah lagi berani lewat jalan tersebut tanpa ditemani apalagi pada malam hari. Sungguh pengalaman mistis yang tidak bisa saya lupakan dan terkadang masih bergidik bulu roma saya kalau mengingat kejadian tersebut.
Di ceritakan oleh: Wagiman (Yogyakarta)
Bertemu dengan Sundel Bolong
4/
5
Oleh
Unknown