Cincin Kenangan dari Arwah Penasaran

Cincin Kenangan dari Arwah Penasaran

Baca Juga

Cincin Kenangan dari Arwah Penasaran

MyMisteri Leony Li
- Kota Semarang di tahun 1970-an belum seramai seperti sekarang, tetapi sebagai tempat untuk cari angin alun-alun kota sebagai jujugan dan mangkalnya semua lapisan masyarakat.

Di situ ada penjual ronde, wedang bajigur, gorengan serta makan lesehan di malam hari, sehingga membuat suasana kota tambah semarak. Malam itu pikiran kusut lantaran baru saja pulang konsultasi dan revisi data skripsi, ketika sampai tempat kost pintu sudah dikunci dari dalam.

Maklum memang sudah lebih jam 01.00 Wib terlalu larut untuk membangunkan teman-teman kost, salah saya sendiri mengapa kunci pintu tidak terbawa selain kontak sepeda motor.

Akhirnya kuputuskan menuju taman kota Alun-alun. Penjual ronde itu pun sudah mau kukut, ketika aku duduk minta dilayani. Habis minum langsung kubayar, dan lantaran capek aku tiduran di bangku taman alun-alun.

Di antara kantukku itulah tiba-tiba ada yang nggugah dari tidurku, astaga cewek cantik banget. Dari mana datangnya kok sudah berada di dekatku, ini kan sudah larut. "Mas kalau tidur jangan di sini mari di tempatku saja," ajaknya, sambil tersenyum manis sembari menggandeng tanganku.

Sialan, ini cewek kok berani banget. Singkat kata cewek tadi mengaku bernama yanti, tinggalnya tidak jauh dari taman kota. Jadilah aku diajak ke rumahnya yang ternyata berwujud bangunan besar bertingkat, herannya kok sepi.

Katanya ia tinggal hanya bersama pembantunya karena papa dan mamanya sering pergi bisnis, kira-kira sebulan sekali baru pulang. yanti sangat kesepian, maka ketika menemukan aku tertidur di bangku taman sangat kasihan maka diajaknyalah aku tidur dirumahnya.

Malam itu akhirnya aku tidur berdua di kamarnya, mula-mula aku hanya merebahkan diri disampingnya tetapi lama-lama yanti mulai nggrathil tangannya. Mana tahan aku sebagai lelaki normal, terjadilah malam itu hubungan suami isteri yang semestinya tidak boleh terjadi. Nah, sejak malam itulah boleh dikata aku setiap saat pasti menemani yanti di rumahnya yang besar dan bermesraan.

Akupun menjadi akrab dengannya. Tibalah suatu malam, karena aku sibuk-sibuknya menyelesaikan skripsi sampai aku lupa ke rumah yanti. Mendadak yanti sudah berada di dalam kamarku entah lewat mana dia masuk.

Cuma aku agak heran kenapa yanti sekarang kok kelihatan sedih, muram. Sambil menangis ia minta tolong agar aku merawat dirinya memindahkan jasatnya yang kini tergolek di bawah bangku taman alun-alun kota tempat pertama kali aku ketemu dengan yanti.

Aku yang sejak awal sudah menduga kalau yanti adalah makhluk halus terpana juga mendengar ceriteranya, maka aku langsung menuju tempat yang ditunjukkan.

Betul juga di bawah bangku taman tadi setelah aku gali beberapa jengkal, kutemukan kerangka terdiri tulang tengkorak, kaki, tangan dan beberapa helai rambut yang masih utuh. Segera kupindahkan kerangka yanti ke sebuah pemakaman umum pagi harinya setelah meminta izin juru kunci.

Malamnya yanti menemuiku lagi, katanya mengucapkan terima kasih karena aku telah merawat rumahnya dengan baik dan layak dan sebagian ucapan terima kasihnya aku diberi cincin bermata kecubung pengasihan untuk kenang-kenangan.

Setelah kutanyakan kesana-kemari aku mendapatkan cerita, konon yanti itu mati dibunuh pacarnya karena hamil dan minta pertanggungjawaban. Pacarnya yang memang sudah punya anak dan istri tidak mau bertanggungjawab, maka ketika yanti diajak bermesraan di taman kota itulah dibunuh dan mayatnya ditanam di situ.

Maka tidak mengherankan kalau sejak peristiwa itu kerapkali dijumpai hantu wanita gentayangan sering menggoda siapa saja yang berada di taman kota alun-alun terutama malam hari, utamanya remaja yang suka iseng.

Related Posts

Cincin Kenangan dari Arwah Penasaran
4/ 5
Oleh